Sapi di Swiss fotografer Dani Rosyadi

Food Combining Susu Haram?

Definisi haram di sini maksudnya sama sekali tidak boleh dikonsumsi. Beberapa pekan kemarin sempat ramai ya kontroversi susu hewan ini :D. Widih, sampai bawa-bawa ayat alquran segala. Tapi benar lho, memang ada ayat yang mengatakan secara eksplisit bahwa susu hewan boleh dikonsumsi oleh manusia. BOLEH! :D.

Lah, tapi katanya dalam pola makan food combining susu haram? Nah itu diaaaa, kata siapa sih haram? :p.

Sapi di Swiss fotografer Dani Rosyadi
Sapi di Swiss :D, pics by : Dani Rosyadi

Dalam Food Combining, susu hewan dikategorikan sebagai makanan ‘rekreasional’. Tidak untuk dikonsumsi rutin sehari-hari. Sementara kita sudah terlanjur menganggap susu ini sebagai “makanan level dewa” hehehe. Kayaknya enggak klop deh kalau enggak minum susu sehari.

Apalagi konsumsi susu buat anak-anak. Kadang lebih penting masukin susu ke perutnya ketimbang makanan lain –> saya juga dulu gini *tutupMuka*. Kalau lagi buru-buru, cekokin susu saja, makannya bisa entar-entar.

Ya enggak apa-apa. Hidup kan berproses, ya. Ilmu pengetahuan pun terus berkembang. Memang, yang namanya belajar itu enggak mengenal batas waktu ^_^.

 

Inilah info-info seputar susu  hewan ala-ala saya hehehe. Dikaitkan juga dengan pola makan Food Combining yang saya yakini sebagai dasar memilih  menu makanan tiap harinya. Walau jujur, akhir-akhir ini sudah tidak sedisiplin dulu. Tapi, tetap semangat untuk berusaha optimal. CMIIW, ya, kalau ada yang dirasa kurang tepat :).

1. Dalam Food Combining, yang membuat susu hewan dikategorikan sebagai BUKAN zat gizi utama dalam nutrisi harian kita adalah zat yang terkandung di dalamnya. Susu hewan mengandung protein dan karbohidrat dalam jumlah yang tinggi. Sementara dalam Food Combining,  protein hewani seharusnya dikonsumsi terpisah dengan karbohidrat.

Ini terkait dengan optimalisasi kerja enzim pencernaan. Diyakini enzim penyerapan karbo dan enzim penyerapan protein hewani kerjanya malah bertolak belakang. Sebisa mungkin jangan sampai bareng, minimalkan salah satu sebisa mungkin. Aduh, bahasa saya bener gak ya? Hihihi. Pokoknya semacam itulah. Kapan-kapan dijelaskan lebih detail, ya :).

Tapi ingat ya, sifatnya rekreasional. Apakah sama sekali tidak boleh? Ya bolehlah tapi sekali-sekali saja. Dihindari lebih baik. Ini berlaku untuk susu hewan dan semua turunannya termasuk keju dkk.

Susu (gambar : gudangkesehatan.com)
Susu (gambar : gudangkesehatan.com)

Diyakini dalam Food Combining, sistem pencernaan dalam tubuh kita juga punya toleransi terhadap makanan non ideal (secara FC) yang masuk ke dalam tubuh kita. Tapi toleransi ada batasnya. Kalau tiap hari digempur dengan makanan non ideal ya bisa keok juga, kan? Apalagi kalau konsumsinya lebih dari sekali bahkan beberapa kali sehari.

Bedakan dengan ASI. ASI mengandung karbohidrat tinggi. Kandungan protein hewaninya jauh lebih minimalis ketimbang karbohidratnya.

Oiya ini berlaku untuk protein hewani saja. Kalau protein nabati seperti tahu, tempe, jamur, bisa disandingkan baik dengan protein hewani maupun karbohidrat.

2. Soal ayat suci tentang susu hewan yang boleh dikonsumsi manusia dan hadis yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW juga meminum susu hewan juga rasanya tidak kontroversi ah dengan Food Combining ^_^. Ini concern khusus buat umat muslim :D.

Apa iya Rasulullah minum susunya saban hari? Pagi siang sore malam? Kayaknya enggak ada keterangan kayak gitu juga kan? ;). Alquran juga tidak merinci sedetail itu. Masih ada ruang diskusi berarti :).

Terus, jenis susu yang diminum Rasulullah itu kan susu segar yang benar-benar langsung dari hewannya. Bukan susu pabrikan apalagi susu dalam bentuk bubuk yang sudah umum beredar di tanah air ;). Itu jelas berpengaruh. Susu pabrikan atau susu yang sudah diolah sudah melewati beberapa macam proses yang malah seringnya ‘merusak’ kandungan gizi susu yang tadinya optimal.

Gambar : merdeka.com
Gambar : merdeka.com

3. Yang kontra terhadap aturan susu hewan dalam Food Combining juga mempermasalahkan soal maraknya minum susu di negara-negara maju. Ini faktornya padahal banyak banget, lho :D.

a. Masalah perawatan hewan ternak di Indonesia vs luar negeri. Saya sendiri kebetulan tinggalnya di Irlandia yang konon katanya banyakan sapi-domba nya ketimbang jumlah orangnya hahaha. Perawatan sapi dan hewan ternak di sini itu memang beda banget. Udaranya pun jauh lebih bersih dan segar.

Umumnya hewan-hewan ternak dilepas di alam terbuka dan makanannya juga benar-benar alami karena padang rumput itu memang bentang alam ciri khas negara-negara Eropa Barat dan Australia yang terkenal dengan produksi sapi dll nya itu ;).

Kondisi lingkungannya ya jelas punya pengaruh besar terhadap susu-susu segar yang dihasilkan di tempat-tempat ini. Kalau kita menikmatinya kebanyakan impor. Itu juga impor pabrikan seringnya hehe.

Padang rumput Irlandia fotografer Dani Rosyadi
Padang rumput Clonmacnoise di Irlandia (foto : Dani Rosyadi)

b. Walau rutin mengkonsumsi susu, umumnya orang-orang di negara maju terutama di Eropa dan Australia, mereka jenis makanannya relatif lebih sehat, lho. Sering banget ketemu orang yang makan siang hanya pakai semangkuk salad gede plus ikan segar. Udah gitu doang. Terus dari kecil sudah terbiasa anak-anak di sana ngemil pakai buah-buahan.

c. Kegetolan mereka minum susu juga mungkin dipicu dengan kondisi cuaca. Sinar matahari itu termasuk barang langka di negara-negara 4 musim. Apalagi di Skandinavia. Pelit banget sinar mataharinya. Pasokan vitamin D yang terbatas dari sinar matahari digantikan oleh susu segar.

Kalau kata teman saya, tinggal di negara 4 musim yang cukup ekstrim, musim dinginnya tuh sebenarnya bisa sampai 6 bulan. 6 bulan sisanya dibagi-bagi antara summer-autumn-spring hahaha. Jadi ya, intinya jarang-jarang bisa ketemu sinar matahari :(.

Kalau kita di wilayah khatulistiwa tidak punya isu-isu model  begini, kan? ;).

d. Susu-susu yang dikonsumsi juga bukan susu bubuk. Rasanya di Irlandia sini hampir enggak pernah lihat susu kalengan dalam bentuk bubuk. Umumnya susu segar. Masa expirednya cepat banget. Kalau susu UHT kan bisa agak lama, ya. Susu segar, apalagi kalau sudah dibuka kemasannya, kurang dari seminggu sudah basi. Tempo hari tuh, malah 2 hari sudah basi!

Saya beli karena lagi diskon hahaha. Buat campuran puding agar :D. Bukan buat diminum begitu aja.

e. Soal postur tubuh yang sering dikait-kaitkan dengan kebiasaan minum susu mereka menurut saya juga absurd banget hehehe. Orang Asia yang umumnya memang berpostur lebih kecil mau dikasih minum susu dua drum tiap hari juga ya enggak akan lah bisa segede-gede orang di Belanda misalnya hihihi.

Orang Afrika itu  juga punya kecenderungan postur yang tinggi. Tuh lihat, umumnya negara Afrika banyak yang terbelakang apalagi soal gizi. Tapi karena secara genetik memang punya postur relatif ‘besar’ ya gizi pas-pasan pun bisa punya bodi yang ‘oke’ ;).

Sapi di Swiss fotografer Dani Rosyadi
Gambar sapi lagi. Ini juga di Swiss 😀 (foto : Dani Rosyadi)

4. Kalau yang diributkan adalah soal kalsium ya lebih gampang lagi membantahnya :D. Jumlah kalsium yang dibutuhkan manusia tiap hari jumlahnya tidak segitu besarnya seperti propaganda iklan susu-susu itu :D. Kandungan kalsium juga banyak terdapat dalam berbagai jenis sayur-sayuran.

Ingat, lho, ya … dalam pola makan Food Combining, mengkonsumsi aneka jenis sayur adalah hal wajib yang harus rutin dilakukan saat makan siang dan makan malam ;). Jadi, tanpa susu hewan pun, enggak ada hambatan berarti soal  pemenuhan kalsium tubuh ^_^.

kalsium sayur

5.  Untuk saya pribadi memang tidak begitu sulit mencerna teori soal #kibulanSusu yang menjadi trademark salah satu aktivis FC yang cukup terkenal dan tergolong ‘garis keras’. Sungkem dulu sama Mas Erikar Lebang hehehe. Nyaris tidak ada kontroversi lah :D.

Soalnya, saya sendiri dan saudara-saudara kandung saya (total 7 orang :D) selepas ASI sampai usia 2 tahunan, kami tumbuh besar tanpa rutinitas meminum susu hewan :D. BUkan karena orang tua saya adalah penganut pola makan Food Combining. Lebih karena masalah biaya, sih, hahahaha. Tempo dulu, minum susu (baik kalengan maupun kotakan) masih tergolong “mahal”.

Minum susu hewan, dalam bentuk apa pun, adalah kemewahan buat keluarga kami yang memang pas-pasan gitulah :p. Buktinya, kami ber-7 tumbuhnya juga normal-normal saja :D. Tidak ada yang aneh-aneh, alhamdulillah.

Saya doyan minum susu, susu coklat tepatnya, pas sudah agak gedean. Itu  juga enggak rutin hihihi. Rutinnya pernah pas lagi hamil anak pertama. Tiap hari kali minum susu kotak rasa coklat itu :D.

Hal lainnya adalah masalah marketing dan “kapitalisasi” dari manfaat susu. Apalagi di negara-negara Asia padat penduduk yang menjadi incaran pasar konsumsi bagi perusahaan-perusahaan besar. Coba yaaaa, sampai ada segala jenis susu mulai dari susu hamil, susu kanker, susu tulang dll :D.

Saya waktu hamil pertama iya sih minum susu hamil juga :p. Pas anak kedua, hamil di Jeddah, dokter saya kebingungan waktu saya tanyakan soal susu hamil. Ternyata, di Arab Saudi enggak kenal yang namanya susu hamil, tuh :p. Di Eropa sini apalagi. Mana ada susu macam-macam khasiat macam gencarnya iklan susu di tanah air hehehe.

Ya apa pun itu, intinya dalam FC, susu hewan dan semua turunannya (keju, yoghurt dll) hanya boleh dikonsumsi sesekali saja. Jangan dijadikan rutinitas. Apalagi sampai diminum tiap hari :D.

1. Cari sumber kalsium dari sayur-sayuran segar.

2. Jangan malas-malasan di rumah saja, ayo rutin olahraga di alam terbuka biar bisa mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup ^_^.

Itu saja sih, ya. Semoga bisa menjelaskan soal si susu hewan dan si sapi yang kasihan ini sudah kena fitnah macam-macam hihihihi.

Kalau dirasa cocok monggo dipraktikkan. Mudah-mudahan bisa memberi efek yang sama positifnya. Kalau kurang berkenan ya salam damai aja dong yaaaaaaaaa ^_^. Semoga sehat-sehat terus untuk kita semua, baik yang mempraktikkan FC maupun yang masih kurang sreg <3.

Ampun ya Kakaaaa. Ampuuunnnn *salaman* :D.

Gambar : madinaonline.com
Gambar : madinaonline.com

***

 

9 comments
  1. Bengong bacanya. Mau minum susu saja sampai sebegitu sengit adu argumennya smp ke persoalan statra segala. Keluargaku minum susu karena kebiasaan keluarga aja, disuplai mertua smp sekarang. Semua cucu biasa minum susu. Kalau lain kota akhirnya mengusahakan sendiri tapi kebiasaan itu diteruskan. Entah benar atau salah kebiasaan itu, I guess aku cuma males mikirinnya. 🙂

    1. Hehehehe, dulu susu itu memang kebutuhan ‘mewah’, Mak ^_^. Apalagi di daerah di luar Jawa. Kalau sekarang memang sudah tidak lagi. Soal kebiasaan kan tinggal ditinjau lagi. Bagus atau tidak. Kalau dirasa bagus ya monggo dilanjutkan. Ada pun saya kan memang dibesarkan TANPA kebiasaan minum susu ^_^. As simple as that ;).

  2. Susu coklat kan enak Mbak hihihihi :D. Gak apa-apa enggak minum susu asal tetap konsumsi makanan kaya kalsium yang juga banyak di berbagai jenis sayuran ^_^. Tapi kalau mau minum susu juga gak apa kok –> takut dibully saya hahahaha :p.

    1. saya udah lama ga minum susu gegara baca twitternya erikar lebang 😛 tapi beberapa minggu ini lumayan sering minum susu hamil saking kepengennya hamil lagi, hahaa…

  3. Ternyata tampang sapi Swiss mirip sapi Boyolali. Rada kumal, gitu 😀

    1. Hihihihi. Tapi sapinya segede-gede gaban lho Mbak :D. Sampai takut saya dekat-dekat sama sapi hahaha.

  4. Kalo susu hamil, tulang, dll emang nggak perlu.. tp kalo susu murni gimana? soalnya berdasarkan riset terdahulu (dan “bawa-bawa al-quran” seperti yang disebutkan di atas) susu memang ‘makanan’ yang mudah dicerna.. boleh minta dilampirkan hasil riset berupa jurnalnya kah kak? (kalo udah sekelas bahas kontroversi susu mestinya jurnalnya selevel postdoc ya, atau minimal level doktor). Soalnya untuk hal sepenting ini lebih baik disertakan bukti risetnya agar informasinya tidak menyesatkan.

    Soal kakak yang dibesarkan tanpa minum susu sapi dan dibandingkan dengan orang yang dibesarkan dengan minum susu sapi saya kira itu bukan fakta ilmiah karena kondisi tubuh orang beda-beda.. orang yang miskin yang dari kecil cuma makan nasi+tahu+tempe juga ada kok yang yang bisa kulliah sampai master bahkan doktor dan sehat walafiat. Orang yang minum susu juga ada yang lebih bodoh dr yang nggak minum, dan sebaliknya. Orang yang rajin minum susu juga ada yang lebih pintar dan sehat. Balik lagi ke gen kalo masalah itu. Jadi seharusnya kenyataan bahwa kakak bisa lebih unggul atau sama unggulnya dengan yang minum susu itu tidak bisa jadi bahan pertimbangan untuk masalah kontroversi susu ini. Harusnya dilampirkan fakta risetnya kak. Sekali lagi, biar lebih jelas, karena apa-apa yang serba opini itu cenderung tidak bagus toh..
    Mohon maaf ya kak jika tidak berkenan. Terima kasih.

    1. 🙂

      1. aih mau mosting aja mesti riset ilmiah dulu??

Comments are closed.