3 Kehamilan di 3 Negara

gabung 3

Saya hamil dan melahirkan anak pertama saya di Jakarta, Indonesia. Belum genap 3 tahun setelahnya, lahirlah anak ke-2, yang proses kehamilan dan kelahirannya berlangsung di Kota Jeddah, Arab Saudi.

Kini, saya kembali hamil anak ke-3. TKP-nya kembali berganti :D. Bukan lagi di Indonesia, tidak di Arab Saudi, melainkan di … Irlandia! Sekarang ini kehamilan ke-3 saya memasuki usia 22 minggu, genap 5 bulan.

Tak ada niat untuk hamil dan melahirkan di tempat berbeda. Kebetulan rezeki suami membawa kami berpindah-pindah ke berbagai negara.

Kehamilan Anak Pertama di Jakarta, Indonesia 

hamil 1 all baru

Begitu ketahuan positif semuanya masih normal. Memasuki minggu ke-6, mulai diserang mual yang berlebihan. Nafsu makan menurun tajam. Mencium aroma makanan apa pun mendadak ingin muntah.

Saat hamil pertama tinggal di rumah mertua dan masih berprofesi sebagai perempuan kantoran. Tak harus memasak di rumah karena dihandle oleh mertua dan asisten rumah tangga. Di kantor juga tinggal cari tempat jajan yang dirasa nyaman. Tetap saja, berat badan merosot hingga 5 kg.

Paling memorable dari kehamilan pertama adalah masa-masa hamil muda yang tidak mudah ini.

Beberapa tips dari saya :

1. Jangan membanding-bandingkan kondisi sendiri dengan orang lain.

Di awal kehamilan, tubuh kita mengalami perubahan besar. Perubahan hormon cukup signifikan merupakan salah satu mekanisme pengkondisian tubuh untuk menyiapkan “rumah” bagi janin. Seperti saat PMS yang bisa mempengaruhi mood si Ibu, perubahan hormon di awal kehamilan juga begitu.

Menimba pengalaman dan bertanya kepada teman/kerabat yang pernah hamil memang tidak salah. Tapi  bila pengalaman mereka ternyata bertolak belakang dengan yang kita alami, jangan merasa ciut.

Respons fisik tiap perempuan berbeda-beda terhadap perubahan tadi. Ada yang tetap normal, ada yang nafsu makannya malah meningkat. Namun, tak sedikit juga yang seperti saya alami. Malah susah makan dan rasa mual yang menyiksa di hampir sepanjang waktu.

Nausea on 1st trimester (gambar : mumslittleone.com)
Nausea on 1st trimester (gambar : mumslittleone.com)

2. Tetap menjaga asupan makanan dan aktivitas tubuh seoptimal mungkin.

Lemahnya nafsu makan dan mood yang berantakan seringkali membuat kita enggak konsen kepada kondisi kehamilan sendiri. Pengalaman saya, kalau lagi eneg, mengkonsumsi buah-buahan segar dan berair lumayan membantu. Juga membantu tubuh agar tidak kekurangan cairan.

Tetap beraktivitas seperti biasa. Coba alihkan perhatian. Pikiran adalah kunci pengendalian. As hard as it could be, tetap berpikir positif, ya ^_^.

3. Yakinlah selalu, perlahan tapi pasti, tahu-tahu semua akan terlewati :).

Rasanya sulit saat dialami, namun cobalah untuk menikmati. Jangan terlalu dilawan karena jadinya malah stres. Terima saja kondisi ini. Jangan dianggap sebagai ketidaknormalan.

4. Hati-hati dengan mitos seputar makanan dan lain-lainnya.

Namanya juga awal kehamilan. Apalagi pengalaman pertama. Gampang gelisah, takut ini itu. Apalagi awal-awal adalah kondisi paling rentan saat hamil. Daripada bergelut dengan info-info simpang siur, paling aman … segera konsultasikan dengan petugas medis yang menangani kehamilan kita, entah bidan entah dokter.

Sesulit-sulitnya masa hamil muda, akhirnya terlalui juga. Anak pertama lahir melalui persalinan normal di Jakarta. Ini foto bersama anak pertama. Kini usianya hampir 7 tahun :D.

Bersama anak pertama. Usia setahun sempat tinggal di Tehran.
Bersama anak pertama. Usia setahun sempat tinggal di Tehran.

Kehamilan Kedua di Jeddah, Arab Saudi 

Di kehamilan ke-2, hamil mudanya sama saja. Bedanya, sudah lumayan bisa diatasi. Sudah ada pengalaman.

Walau tinggal jauh dari keluarga, di Jeddah cukup tertolong dengan banyaknya katering rumahan yang dikelola oleh orang-orang Indonesia. Rumah makan selera nusantara juga banyak dengan harga terjangkau. Jadi, tetap aman untuk jauh-jauh dari dapur di masa hamil muda yang benar-benar musuhan dengan aroma bumbu dapur ini.

Kehamilan saya bisa dibilang baru benar-benar nyaman setelah lewat 15 minggu. Mulai minggu ke-16, kehamilan bagai masa bulan madu. Trimester ke-2, masa kehamilan yang paling menyenangkan.

Rasa mual bisa dibilang pergi. Badan mulai segar karena makan sudah teratur. Saat inilah baru pikiran bisa lumayan normal dan fokus ke perawatan kehamilan.

Berikut sedikit pengalaman dan tips dari saya untuk trimester ke-2 kehamilan :

1. Segera kontrol pola makan. Setelah didera rasa mual berlebihan saat trimester pertama, segera tebus di trimester kedua. Belum terlambat, kok. Kurangi asupan gula untuk  mencegah diabetes dan naiknya tekanan darah yang menyebabkan pre-eklampsia. Kondisi ini cukup berbahaya bagi ibu dan janin.

Pola makan lebih sehat untuk trimester ke-2 kehamilan (gambar : idiva.com)
Pola makan lebih sehat untuk trimester ke-2 kehamilan (gambar : idiva.com)

Perbanyak buah-buahan dan sayur-sayuran dalam porsi makan sehari-hari. Pengalaman saya selama 3x hamil, agak sulit melepaskan diri dari kebiasaan ngemil yang manis-manis. Tapi tetap dilawan, yuk, kebiasaan buruk ini seoptimal mungkin.

2. Perawatan kulit ekstra. Perubahan saat kehamilan biasanya juga  merembet ke masalah kulit, baik wajah maupun tubuh. Jangan disepelekan. Kehamilan tidak seharusnya menjadi alasan untuk melupakan perawatan diri sendiri dong, ya ;). Ini bukan masalah make-up/kosmetik di wajah. Tapi perawatan kulit secara keseluruhan.

3.  Aktivitas fisik biar tetap fit dan menjaga berat badan. Seperti pola makan, hal ini juga penting untuk menjauhkan diri dari gangguan kesehatan seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.

4. Melatih hypnobirthing. Demi melahirkan normal yang lancar tanpa rasa sakit.

Melahirkan adalah proses alami yang seharusnya mampu dilewati oleh semua ibu hamil. Tapi bukan berarti kita tak perlu mempersiapkan mental. Untuk melahirkan normal sekali pun, untuk proses melahirkan ke berapa pun, saya usahakan selalu ekstra dalam menyiapkan kondisi fisik maupun batin.

Latihan hypnobirthing yang saya praktikkan tergolong mudah dan murah. Hanya semacam rileksasi ringan. Sambil mendengar musik klasik, biasakan rileks di atas tempat tidur sambil berbaring dengan posisi yang nyaman selama minimal sejam sehari sekali untuk melatih ketenangan dan konsentrasi. Jika dilakukan secara teratur pengaruhnya luar biasa saat proses melahirkan.

Alhamdulillah, hypnobirthing juga kembali membantu persalinan kedua yang berlangsung lancar dan normal di Kota Jeddah, Arab Saudi.

Kenangan hamil anak ke-2 di Jedah, tahun 2010-2011
Kenangan hamil anak ke-2 di Jedah, tahun 2010-2011

Kehamilan Ketiga di Athlone, Irlandia

Nah, saat hamil di Eropa, di kehamilan terakhir ini, yang cukup menantang. Meski sudah bertabur pengalaman, periode hamil muda tetap terasa sulit. Tak ada tangan ke-3 di rumah, tak ada bantuan katering dan rumah makan segala macam. Cukup sulit di kota kecil di Irlandia ini menemukan gerai makanan halal.

Pengalaman baru muncul. Kekompakan dengan suami mulai terasah. Suami saya pengertian sekali. Walau tak terlalu pandai di dapur, suami bersedia mengambil alih sebagian besar tugas memasak. Namun, saya imbangi dengan usaha maksimal untuk cepat-cepat keluar dari kondisi hamil muda seperti sebelum-sebelumnya.

Saat lagi berat-beratnya, masalah lain muncul. Suami harus assignment ke Swiss. Sementara kami bermukimnya di Irlandia. Akhirnya saya bersama anak-anak ikut ke Swiss untuk sementara hingga bisa melewati masa-masa ‘sulit’. Di Irlandia sini enggak ada siapa-siapa soalnya. Lebih tenang kalau dekat-dekat suami. Setidaknya tidak khawatir soal anak-anak kalau saya kenapa-kenapa.

Kami sudah punya 2 anak. Kehamilan anak ke-3 tidak boleh membuat perhatian kepada mereka terganggu.

Suasana baru cukup membantu proses melewati hamil muda. Walau awalnya tetap lebih banyak menghabiskan waktu di atas tempat tidur.

Begitu membaik, biar cepat segar kembali untuk mengejar tekornya kondisi di hamil muda, saya memperbanyak jalan-jalan menjelajahi negara baru ini. Jadilah foto-foto kehamilan anak ke-3 di bawah ini semuanya berlokasi di Swiss :D. Pemandangan cantik di negeri yang katanya paling aman di dunia jadi pembangkit semangat yang cukup ampuh.

Kehamilan ke-3 sempat melewati beberapa minggu di Swiss
Kehamilan ke-3 sempat melewati beberapa minggu di Swiss

Sebentar lagi kehamilan ke-3 akan memasuki trimester ke-3. Kegembiraan bertambah seiring rasa was-was karena sebentar lagi akan bertemu jabang bayi dalam perut. Semua jenis perawatan, relaksasi dan asupan makanan di trimester dua terus berlanjut ke trimester ketiga.

Trimester ketiga umumnya badan jadi cepat lelah karena beban di perut makin bertambah. Keluhan seperti sakit punggung, kaki bengkak, susah tidur, repotnya bolak balik ke kamar mandi saat lagi tidur malam pun, saya alami semuanya. Namun justru aktivitas fisik di trimester ini jangan sampai menurun. Tetap bertahan dan jalani saja dengan ikhlas semuanya.

Hal lain yang ditunggu-tunggu di trimester ke-3, kesibukan  membeli perlengkapan bayi. Tiga kali  melahirkan di 3 negara berbeda membuat acara belanja tetap sama sibuknya. Setiap berpindah tempat kami tak pernah membawa perlengkapan bayi karena repot dengan barang bawaan lain yang  dianggap lebih penting.

Saat melahirkan pertama sebenarnya saya sudah melengkapi peralatan bayi dengan kualitas mumpuni. Tidak menyangka akan melahirkan di tempat berbeda-beda. Sayangnya, tidak terpakai untuk adik-adiknya. Saya pinjamkan saja atau sekalian saya berikan buat kerabat yang membutuhkan di Jakarta.

Di Jeddah saat hamil anak ke-2 … baby box, segala peralatan  mandi termasuk bak mandi bayi, stroller/buggy, kursi untuk makan di usia 6 bulan nanti, segala baju dan printilan, harus kami beli ulang.

Di Athlone sekarang ini pun, rencananya bulan depan akan kembali mengulang membeli rupa-rupa perlengkapan tadi. Di sini ada tambahan keharusan membeli car seat untuk bayi. Di Jakarta dan Jeddah, car seat belum menjadi kewajiban.

Repot tapi senang :D. Perempuan selalu doyan belanja. Hahaha.

Persiapan mental harus lebih intensif. Hamil pertama fokus  ke calon bayi. Sementara, hamil ke-2 dan ke-3 juga harus memikirkan kesiapan kakak-kakaknya.Tentu, mereka pun harus dipersiapkan.

***

Jujur saja, jauh lebih nyaman melewati kondisi hamil di tengah-tengah keluarga besar di tanah kelahiran. Istimewanya, masa hamil saat di rantau yang umumnya lebih sulit membuat kita membuktikan kebenaran sebuah pepatah lawas, “What doesn’t kill us, makes us stronger” ;). Jangan takut hamil dan melahirkan di rantau, ya ^_^.

[Updated : 2019 –> anak ke-3 pun alhamdulillah lahir dengan selamat bulan September 2015 silam, ini ada vlog cerita saya melalui proses melahirkan normal untuk anak pertama, kedua, dan ketiga. Semoga membantu]

Di mana pun dan hamil yang ke-berapa pun, saya selalu merasa akan terlahir sebagai ibu kembali. Siklus di ketiga kehamilan relatif mirip. Sesulit-sulitnya hamil muda toh bisa terlewati juga :). Sepayah-payahnya trimester ke-3 akhirnya terbayar lunas saat si janin terlahir ke dunia.

Untuk sesuatu yang istimewa memang selalu ada harga yang harus kita bayar, bukan? So Mommies, embrace (any of) your pregnancy ^_^.

A baby is something you carry inside you for nine months, in your arms for three years, and in your heart until the day you die.
– Attributed to Mary Mason

Bersama anak ke-2 yang lahir d Arab Saudi dan kini besar di Irlandia
Bersama anak ke-2 yang lahir d Arab Saudi dan kini besar di Irlandia

Diikutsertakan dalam lomba Pregnancy Story Writing Competition oleh NUK Indonesia.

Klik gambar untuk melihat info lomba
Klik gambar untuk melihat info lomba
19 comments
  1. Mbaak.. Seru banget sih tiap hamil beda negara gitu, hihi. Semoga sehat terus yaa ibu & janinnya

    1. Thanks Dear :D. Kebetulan sih ya, suami gak pernah lama-lama di suatu negara. Per 2-4 tahun pindah. Makanya pas buat lahiran anak kali ya hahaha :D.

  2. Baru tahu kalo mbak Jihan hamil anak ketiga, moga lancar proses persalinannya dan sehat semua yaaa 😀

    1. Terima kasih, terima kasih :D. Amin ya Allah untuk semua doa-doanya ^_^.

  3. Saya baru lahiran anak kedua 2 minggu yg lalu mba.. dan betul, kehamilan kedua dan pertama saya juga mirip 😀 sehat dan lancar terus ya Mba Jihan untuk kehamilan ketiganya.

    1. Lah, saya barusan ke blognya Mak Armita. Posting di KEB soalnya. BRB, tunggu komen saya di sana Mak 😀

  4. Assalamu’alaikum Wr. Wb.
    alhamdulillah wa syukurillah… semoga berjalan lancar dan berkah semunya ya, mba… aamiin… 🙂
    Saya a new comer blogger dan masih taha belajar menulis, mba. Dengan membaca tulisan mba di sini alhamdulillah… tambah ilmu dan semakin semangat dalam menulis, insya Allah…
    Terima kasih, mba.. 🙂 .

    1. *… semunya … = … semuanya …

      1. TErima kasih yaaaaa ^_^

  5. hahaha…saya baru di Australia dan Swiss mba pengalamannya…di sini sudah nda bisa pasca kemo :)..semoga lancar semua ya mbaaa…selamat juga untuk kemenangannya 🙂

    1. Wah, tempat hamil dan melahirkan jangan dijadikan ajang kompetisi Mak hihihihi :D. Terima kasih ya :).

  6. Biasanya beda negara, beda gaya pemeriksaan kehamilan. Ngalamin ga? Yg paling enak atau bagus di mana?

    1. Beda banget. Paling enak ya di Jakarta sih hahhahahaha. Asal ada uang rasanya beres-beres aja :p. Definisi ‘bagus’ apa dulu nih? Hehehehe. Kalau di negara-negara maju kan pakai public insurance, jangan harap bisa dapat USG gratis tiap bulan kecuali emergency :p.

  7. Moga lancar2 ya persalinannya nanti. Ngidam jajanan khas indonesia ga mba

    1. Iya banget hihihi. Makanya bela-belain nyontek resep di Google :D. Bukan cuma jajajan tapi lauk utama khas INdonesia juga. Jadi rajin masak deh hahahaha 😀 .

  8. waaah… keren bgt ih hamil masih aktif menulis. dulu? mana bisa? liat layar komputer aja udah puyeng 😀
    sehat2 ya mba jihan. semoga dimudahkan. amin

    1. Waktu hamil muda saya jarang mosting, Mbak hihihihi. Lepas trimester 1 baru bisa nulis + aktif di medsos lagi 😀

  9. waaah… keren bgt deh hamil muda-sekarang masih aktif nulis… semangat mba jihan. semoga dilancrkan yaa

    1. Hamil muda jarang nulis. Lihat postingan bulan februari hihihihi

Comments are closed.