[Food Combining] Detoksifikasi Tahunan via Ramadan

Seharusnya momen berpuasa untuk umat muslim yang diwajibkan tiap tahun itu sangat tepat dimanfaaatkan untuk “detoksifikasi” tubuh. Terutama saluran pencernaan.

Tapi kita malah kebalik, yak. Begitu bulan puasa, segala makanan “enak tapi kurang sehat” malah dihajar. Porsi makan pun kita tambah dengan alasan habis puasa hihihihi. Begitu buka puasa, jadinya malah balas dendam. Kelar puasa, godaan hari raya menanti. Hari raya berlalu sudah malas mau mulai lagi hehehe.

Logikanya, bulan puasa membuat pengeluaran dapur berkurang. Ini malah melonjak! Itulah salah satu keuntungannya bulan puasa di “negeri minoritas” menurut saya :).

Nafsu makan terjaga karena enggak ada penjual gorengan atau snack buka puasa atau lauk-lauk lainnya bertebaran di jalan hahahaha. Saya sih terasa banget kalau bulan puasa, belanjaan di supermarket tidak sebanyak biasanya.

Gambar : agengasa.org
Gambar : agengasa.org

 

Jadi lebih tenang menjalani puasa karena enggak mikirin acara buka puasa bersama yang biasanya seabrek-abrek hihihi. Godaan makan enak berkurang pesat. Bermukim di mana pun, selalu ada yang bisa dikeluhkan dan selalu ada yang bisa disyukuri 😉.

Pokoknya sepaket lah itu semua hal yang baik-baik. Misalnya pola makan sehat yang ternyata seiring sejalan dengan pola hidup tidak boros . Tanpa bantuan suplemen apa pun, makanan buatan mana pun dan murni memanfaatkan keanekaragaman hayati nan alami ciptaan Tuhan.

Saluran pencernaan kita sebenarnya sangat luar biasa dengan daya tahan dan toleransi yang sangat mumpuni. Jika macam-macam penyakit tetap menghampiri, masalahnya ada pada orangnya bukan pada sistem pencernaannya. Pola makan adalah hal yang paling mempengaruhi.

Berpuasa 19 jam di Eropa awalnya membuat saya ragu-ragu untuk mengikuti juklak Food Combining, hanya makan buah-buahan saat sahur! Ya mana kuat, pikir saya.

Secara tak sengaja, 2 hari lalu, perut saya begah banget pas mau sahur. Memang agak repot di sini. Buka puasa jam 10 malam. Sementara perut penuh kita enggak boleh menunda-nunda tidur karena jam 2 dini hari nanti sudah harus bangun untuk sahur.

Nah, subuh itu saya enggak kuat makan nasi dkk. Jadi, saya benar-benar hanya makan apel dan pear saja. Apel dan pear buah-buahan yang tergolong paling murah di sindang jadi bukan sok elit yeeeee hihihihi.

Amazingly, kok badan malah lebih seger daripada biasanya. 19 jam lho! Itu pun kemarin saya masih berkeliaran di City Center karena harus ke kantor pos ngirim surat suara dan ngabuburit bentar nyari-nyari diskonan di Mal hahahaha. Food Combining memang wokeeehhh :D.

Biasanya, kalau sahur saya makan buah + makan menu karbo (nasi+sayur+lauk protein nabati). Sekarang, buah-buahan saja deh ^_^.

Kalau itu dirasa terlalu berat, mungkin bisa dimulai dengan “membiasakan” tubuh tanpa minuman-minuman non air putih. Mumpung puasa, hindarilah susu, teh, kopi, 100% . O

Sebagian sering menyangka kalsium hanya ada di susu. Dan merasa kalau tidak minum susu kalsium pasti kurang. Susu sapi tergolong minuman ‘rekreasional’, untuk sekali-sekali saja, jangan dijadikan konsumsi rutin . Kalalu mau, mending mengkonsumsi kacang-kacangan macam kedelai dll.

Kalsium bertebaran di banyak jenis-jenis sayuran, jenis makanan yang seharusnya mendominasi di tiap waktu “makan berat” kita. Sebaiknya dikonsumsi segar tanpa diolah untuk memastikan tubuh memperoleh zat-zat gizi yang dikandungnya secara optimal 🙂.

Mumpung puasa, nih. Dimulai yuk program hidup sehatnya. Minimal saat buka puasa, jangan menyiksa tubuh dengan buka yang manis-manis. Karena katanya … yang manis belum tentu sayang #eaaaaaaaa.

Gambar : thebellyfatblog.com
Gambar : thebellyfatblog.com

 

Buka puasa sebaiknya dengan buah-buahan. Tubuh seharian enggak dikasih makan, buah-buahan sangat cepat diserap tubuh, jadi klop kan? Sirup, kolak, es campur hanya akan membuat gula darah melonjak. Fruktosa buah itu insya Allah super aman untuk tubuh . Makan kurma + air putih juga bagus banget tuh . Sesuai sunnah rasulullah dan membuat saluran cerna ikut bahagia.

Minum jus juga salah satu alternatif. Jus dari buah-buahan segar pastinya . Bukan jus kotakan atau botolan atau kemasan pabrikan lainnya. Semoga enggak digampar sama teman-teman di ULI yang ngurusin produk “B*av*ta” hahahahahahha.

Setelah minum jus tunggu sekitar 15 menit baru deh “makan besar”. Cemilan/gorengan macam pastel dkk dihindari sajalah dulu 😀.

No Junk! (gambar: corebloggers.com)
No Junk! (gambar: corebloggers.com)

 

Sahurnya juga begitu. Enggak usah minum teh, kopi atau susu, apalagi soda! . Air putih saja kita kencengin terus . Dimulaii dengan buah-buahan lalu berhenti sebentar sekitar setengah jam. Bisa diisi dengan salat tahajjud dulu kan ;). Setelah itu baru makan besar, kalau belum yakin dengan “buah-buahan doang”.

Sahur lebih baik mengkonsumsi menu karbo, nasi dkk tanpa protein hewani sama sekali . Cobain deh, jangan takut lemas. Instead, segar bugar sampai buka puasa . Kalau pun belum bisa kombinasi ini, ya enggak apa-apa deh tapi sayurnya tetap banyak dan kalau bisa dalam keadaan segar. Cocolin sambel saja kalau belum biasa. Tapi jangan banyakan sambelnya daripada sayurnya yeeee :p.

Sedikit demi sedikit beralih ke Food Combining 🙂.

Katanya sih, salah satu cara kita bersyukur kepada anugerah kesehatan dari Tuhan adalah dengan menjaganya sebaik mungkin . Mumpung belum terlambat. Tahu sendiri kan, kesehatan itu tidak akan bisa ditukar dengan materi sebanyak apa pun.

Momentum puasa harusnya diisi dengan lebih banyak ibadah bukannya malah lebih fokus kepada menu-menu sahur dan berbuka . Tujuan berpuasa untuk melatih empati kita kepada mereka yang kurang beruntung secara ekonomi. Jangan malah digunakan sebagai ajang makan-makan enak nan segambreng saban sahur dan berbuka .

Selalu ada hikmah luar biasa dari kewajiban-kewajiban yang digariskan oleh Tuhan, ya. Selama kita mau belajar terus . Termasuk kewajiban berpuasa.

Menurut salah satu hadis sahih, “Semua penyakit berawal dari perut.” Sayangi sistem pencernaan kita, yuk. Investasinya mungkin belum kelihatan sekarang tapi mungkin jika diberi umur panjang, kita bisa melewati masa tua dengan lebih bugar. Insya Allah 😉. Makan sehat, hidup pun jadi hemat ^_^.

Gambar : strikefighterconsultinginc.com
Gambar : strikefighterconsultinginc.com

 

Selamat melanjutkan ibadah puasa bagi teman-teman yang menjalankan 🙂. Jangan lupa Food Combining nya dong ya ;).

***

7 comments
  1. Puasa 19 jam gmana ya rasanya! Hanya bisa membaca dan mendengar cerita dari kawan2 yang ada di Eropa.
    Yang anehnya kalau di Indonesia tidak membeli bukaan dianggap pelit, walaupun makanan dirumah segudang yang telah disiapkan.
    Namun, Alhamdulillah saya bisa menahan diri dengan tetap mengikuti pola hidup sehat sesuai sunnah nabi hingga saat ini.
    Dengan pengalaman dari kawan2, semoga bisa memotivasi saya untk terus hdup apa adanya.

  2. Setuju, mbak! Saya non-Muslim tapi memperhatikan kesehatan karena ibu perawat. Saya pernah merasakan sakit karena makanan dan sering melihat hal tersebut, harusnya pola makan dan pola hidup sehat bisa dijadikan pembelajaran dan dipraktekkan ya..

    Salam kenal 😉

  3. Nah ini nih artikel yg saya butuhkan. Saya jg menjalani FC sejak membaca artikel mbak Jihan di sini. Udah jalan 3 bulan. Alhamdulillah, penyakit lebih jarang mampir dan berat badan (akhirnya) mau turun jg :)). Tapi, bulan puasa ini bingung nerusin FC-nya. Gak kuat kalau sahur hanya makan buah. Saya gak bisa kalau gak makan pagi dari dulu. Kemarin2 sebelum puasa jg gak kuat sarapan buah aja. Pasti ‘batal’ sekitar jam 9 atau 10 :)).
    Sekarang puasa, biasanya saya sahur ‘terpaksa’ makan berat. Waktu buka aja yg full buah. Setelah maghrib baru makan besar.
    Makasih sharingnya ya, mbak. Nanti saya coba tips-tipsnya deh :). Selamat menjalankan ibadah puasa juga di sana. Subhanallah, 19 jam! Semoga dilebihkan berkahnya. Amin.

  4. tahun kemarin udah niat banget pengen FC, ampe beli buku FC nya erikar lebang yang FC dan FC di bulan Ramadhan. Tapiii ternyata gagal maning 🙁 apa yang bikin gagal? ituloh, si kopi hikss…baca ini, kok ya semangat lagi ya…pengen sehat nya sih yang bikin ngiler 🙂

  5. Selamat menempuh puasa 19 jam mb Jihan. Disini aku 17 jam. Pas puasanya ga begitu kerasa menurut aku. Time flies gitu. Tapi kalo malem berasa bangeeet. Jeda makan pas buka-tidur “sejenak”-sahur berasa bangeeet. Smp akhirnya aku jg gama makan yg berat2 pas buka.

    Nice tips, mba ^_^

  6. Wahhhh……jd pengen nyobain FC nya utk klrga terutama suamiku yg udah overweight hehehehh…..smntara ini daku baru nyoba2 FC, msh cmpur2 sama free eating :p kyknya enak diperut deh….

    1. Iya saya juga dulu ngerasainnya gitu. Enak di perut :D. SElamat nyobain ya Mbak :D. Gak perlu langsung 100% kalau belum bisa. Cicil-cicil juga sudah terasa kok khasiatnya. Tapi kalau mau optimal ya memang harus dijalani semua juklaknya ya hehe.

Comments are closed.