Turn Our Back On The Crowd

Waktu membaca salah satu buku biografi tentang “Theodore Roosevelt”, tulisan pengantar buku menekankan soal leadership.

Nah, saya lupa-lupa ingat. Novel apa yang disebut oleh penulis pengantar di paragraf-paragraf awal. Duh, harusnya habis baca buku harus langsung bikin resensi ya huhuhu .

Kalau tak salah novel yang disebut adalah War and Peace (Leo Tolstoy). Konon, di novel ini (kalau memang benar ini yang dimaksud hihihi) dikatakan bahwa rangkaian kejadian penting dalam sejarah peradaban manusia tak ada hubungannya dengan manusia yang berperan di dalamnya. Disebut-sebut soal Napoleon salah satunya. Penulis novel menolak anggapan bahwa pelaku utama dalam kejadian tertentu memiliki pengaruh penting.

Napoleon, gambar : en.wikipedia.org
Napoleon, gambar : en.wikipedia.org

Menurut si penulis novel semuanya murni takdir Tuhan, tak penting siapa yang berbuat hasilnya akan sama. Sementara menurut penulis pengantar buku biografi yang saya baca ini, itu adalah anggapan yang kurang tepat .

Tak semua orang dianugerahi keberanian untuk mengubah . Tak semua orang punya nyali untuk memperjuangkan apa yang diketahuinya dengan pasti adalah sebuah kebenaran. Itulah kapasitas dari seorang leader. Seorang manusia ini pastilah seseorang yang spesial. Dari tangan-tangan merekalah sejarah akan tercipta.

Saya juga percayanya begitu hehehe. Bukannya hendak menghalau takdir Tuhan, tapi manusia diciptakan dengan pilihan-pilihan dan kehendak bebas . Tak semua dari kita dibuat sanggup mengalahkan ketakutan dan berdiri gagah menyatukan kata hati dan perbuatan di garis paling depan.

Sebagai contoh dalam pengantar buku itu disebut-sebut soal Winston Churchill. Siapa yang tahu apa yang terjadi pada Perang Dunia II ketika beberapa tahun sebelum kejadian itu, Churchill yang tengah menyeberang jalan menghembuskan napas terakhir saat ditabrak sebuah mobil?

Winston Churchill, gambar : amac.us
Winston Churchill, gambar : amac.us

Seberapa banyak orang Amerika Serikat yang tahu bahwa perbudakan adalah hal yang tidak benar tapi adalah seorang Abraham Lincoln yang benar-benar memperjuangkan amandemen walau jalan pahit menghadang di hadapan … Perang Sipil bertahun-tahun! Pertarungan antara Union vs Konfederasi menuliskan sejarah penting di akhir abad ke-19 untuk Sang Negeri Jantung Dunia ini.

Leadership, adalah salah satu dari sekian banyak hal terpuji nan terhormat yang tidak begitu saja terprogram otomatis dalam sanubari setiap kita .

It’s a big thing to kill your fear, shut off your worries, and turn your back on the crowd
– a saying-

Demikian pula sejarah Indonesia yang pernah mencatatkan satu nama sebagai salah satu pencetak sejarah kemerdekaan bangsa besar ini . Bung Karno.

Dalam perjalanan sejarah, tak mungkin menemukan sosok sempurna. Termasuk Bung Karno. Sedari muda menantang hal-hal besar, masa-masa awal perjuangannya nyaris tanpa cela. Hingga akhirnya memerintah dengan berbagai macam kontroversi dan mengakhiri hidupnya dengan kisah ‘mengenaskan’. Menghembuskan nafas terakhir dalam sunyi, penderitaan terbesarnya adalah dijauhkan dari mereka yang selalu diperjuangkannya sepenuh hati.

Kenyataannya, mana ada manusia yang sempurna . Bahkan untuk nama-nama besar yang sudah menjadi inspirasi bagi hampir seluruh umat manusia.

Apakah Truman telah melakukan kejahatan sosial saat memutuskan menjatuhkan 2 bom mematikan di Nagasaki dan Hiroshima? Tapi apakah jika tak dilakukan, Jepang akan menyerah dengan mudah begitu saja dan mengakhiri Perang Dunia ke-2 di tahun 1945 itu?

Apakah Lincoln adalah pejuang kemanusiaan saat mencoba meletakkan persamaan hak bagi warga kulit hitam di Amerika Serikat? Dengan pengorbanan ratusan ribu jiwa saat menghadapi perlawanan Konfederasi yang pro perbudakan di wilayah selatan?

Abraham Lincoln, gambar : en.wikipedia.org
Abraham Lincoln, gambar : en.wikipedia.org

Apakah Saddam Hussein adalah diktator keji yang menginvasi Kuwait sementara di negerinya Saddam adalah kebanggaan dan kecintaan warganya?

Termasuk Bung Karno. Keinginannya untuk membujuk pendudukan Jepang untuk menghadiahkan kemerdekaan membuatnya berorasi dengan menyala-nyala di hadapan para pemuda Indonesia. Membuat dada kaum muda berdentum-dentum dan serentak mengikuti permintaannya untuk bergabung bersama Romusha. Sebagian besar mereka tak pernah kembali lagi.

Perdebatan moral yang tak akan ada habisnya 🙂.

Makanya, mengapa kita tak pernah dianjurkan untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Dan mengapa alquran menegaskan bahwa sebagian prasangka adalah dosa.

Kenang yang baik, jadikan pelajaran hal-hal yang dianggap buruk. Pelajaran yee, bukan dijadikan berita hoax untuk menyerang orang lain dan malah membuat kita terjebak dalam pembunuhan karakter kepada pribadi-pribadi hebat yang seharusnya bisa kita jadikan panutan dalam hal-hal yang lain 🙂. Termasuk 2 anak bangsa terbaik yang pernah dipersembahkan tanah air kepada perjalanan bangsa kita di abad terkini, Prabowo dan Jokowi .

Dua anak negeri yang tengah mempertaruhkan apa pun yang mereka bisa untuk berbuat lebih setelah sekian lama menabur mimpi-mimpi besar dan harapan untuk kita semua.

“Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang.”

6 Juni 2014, selamat ulang tahun, Bung Karno!

Bung Karno, gambar : en.wikipedia.org
Bung Karno, gambar : en.wikipedia.org
6 comments
  1. Deg2an kalo baca postingannya mak jihan,,, ur so clever u know! *sembah2

    1. Waduh, jadi geer hehehehe. Not that clever kok ;).

  2. Gw lebih berharap kalo 2 anak bangsa dan semua pendukungnya ini akan bersinergi….

    1. Bener tuh Mbak ^_^

  3. jadi… tetep kan, number 2 for president, neng..? LOL
    Ah, bener banget. Sebagian prasangka (jelek) adalah dosa, ya.
    Btw, soal bung Karno.. aku sampe sekarang masih memendam (eh cieee memendam) rasa penasaran dgn apa yang terjadi sebener2nya pada beliau setelah tahun 65 itu…

    1. Lho, kan sakit dan diisolasi oleh Soeharto :). Hingga akhirnya meninggal di tahun 1970 kalau gak salah :).

Comments are closed.