Kenangan Masa Kecil : For a Better Ending :)

Salah satu kenangan masa kecil kan rumah saya ada 3 lantai, tuh. Horang kayah dong ya rumah ampe bertingkat-tingkat hihihi. Mengapa sampai 3 lantai segala? Soalnya tanahnya super mungil sementara bokap menentang KB modern jadilah itu nyokap melahirkan sampai 8 kali! 😛

 

kenangan masa kecil
Banyak anak banyak rezeki ^_^ Gambar : majalahtim.com



Biar muat dengan bocah-bocah segambreng, diakalin dengan membuat rumahnya bertingkat. 

Saya enggak bakal bohonglah. Lingkungan sekitar rumah itu khas pemukiman dekat pasar. Jarak Pasar Sentral dari rumah mungkin hanya sekitar 100 m. Jalan kaki ke pasar juga bisa banget.

Karena sekolah di TK-SD Swasta, saya jadi tahu kehidupan sosial ekonomi teman-teman sekolah saya. Ada yang tinggal di wilayah ‘elit’. Beberapa kali ke sana untuk kerja kelompok.

Wah, rumahnya enak banget. Tenang dan tidak bising karena tidak terletak di jalan raya. Macam rumah eike yang wara wiri dilewatin sama angkot berbagai jurusan. Zzzzzzz .

Dia tiga bersaudara dan masing-masing punya kamar tidur sendiri. Gimana eike enggak mupeng cobak. Secara saya dan saudara-saudara saya tidurnya enggak pakai kamar-kamar, karena kamar tidur cuma ada 2.

Kita tidur ramai-ramai di lantai paling atas pakai kasur + kelambu. BIla pagi tiba, kasur digulung, kelambu dilipat. Ruangannya memang ruangan serbaguna, siang untuk nonton TV-ngerjain peer-main monopoli, malamnya untuk tidur hihihi 😀.

Nah, waktu di rumah teman itu, ternyata ada siaran parabola. Saya agak grogi karena teman-teman lain sibuk bercerita tentang acara ini itu yang saya sama sekali tidak paham. Dodolnya, kalau mereka ngikik-ngikik, biar saya tak terlalu kelihatan bodoh, saya ikutan ngikik hahahahahaha.

Karena itulah, waktu SD saya suka ngibul . Suka mengaku-ngaku punya tante yang kaya raya, dimana hampir setiap akhir pekan saya diajak menginap di rumahnya yang ada kolam renang dan lapangan tenisnya. Kalau ngibul jangan tanggung-tanggung ya, Kakaaaa 😀.

Terus, teman-teman banyak yang les bahasa inggris. Saya ikutan dong ngaku-ngaku les. Dampak positifnya, tiap malam saya suka menyelinap ke lemari buku kakak-kakak saya dan berjuang sendiri menghafalkan kosakata dan grammar yang ada dalam buku-buku kakak saya . Biar ngibulnya enggak ketahuan dong ah 😛.

Lebih jauh lagi, karena saya kan gila-gila perhatian ya waktu kecil dulu (ini sampai gede sih hahahaha), saya suka menjanjikan hal aneh-aneh pada teman. Mengaku-aku bisa ngajarin mereka main piano salah satunya. Oh yeah, I told them that I also took a piano lesson twice a week! 😀.

Gambar : raleighhand.com

Atau menjanjikan aksesoris-aksesoris permata segala. Sungkem dulu sama teman-teman SD yang pernah dikibulin. I’m not proud of it . Tapi ya, satu-satunya hal yang bisa saya lakukan sekarang adalah minta maaf dan minta ampun kan? hehehe *tutupMuka*.

The truth is … I was sad. Knowing the fact that most my friends came from ‘the haves’ bikin rempong to the max 😛. And then I start putting some notes for my self. Privately.

Apalagi pas dengar cerita teman-teman ada yang liburan sampai ke luar negeri. Teman saya kebanyakan anak dosen atau ada anak pengacara terkenal. Anak dokter atau anak pengusaha. Pusing lah pokoknya 😀. Salah pilih sekolah mungkin yak hahahaha.

Saya tidak terima kenyataan kalau bapak dan ibu lulus SMP aja enggak. Jadi, saya harus jadi orang pintar! Enggak tahu juga kalau pintar itu bakal ke mana tapi itu keinginan terbesar nomor satu. Apalagi pas ibu saya suka ngomporin, kalau nilai bagus-bagus nanti bisa lulus perguruan tinggi di Jakarta! Wow, tinggal di ibukota. Kota lain, dunia baru! Catat baik-baik dalam diary 😀.

Nomor dua, saya jadi belajar, membaca itu bisa membuat angan-angan melambung tinggi. Kalau banyak tahu kita bisa terlihat pintar juga hihihi . Saya dulu pengin pakai kacamata biar kelihatan pintar lho hahaha.

 

Gambar : wikihow.com

 

Kakak-kakak saya suka menghabiskan uang jajannya untuk beli majalah atau tabloid . Nah, saya akhirnya tak bisa memilih-milih bacaan jadi saya baca saja semuanya. Termasuk novel ’17 tahun ke atas’ yang tak sengaja saya temukan di salah satu laci kamar bawah. Ngaku itu siapa yang punya??? hahahaha.

Jangan heran kalau agak error karena umur 9 tahun sudah baca beberapa seri Nick Carter hihihi. Tapi anak perempuan mana betah baca gini-ginian. Ada juga pusing sendiri .

Favorit saya itu buku-buku Enyd Blyton. Dari dulu, saya selalu ingin melihat dunia .

Saya suka membaca buku-buku dongeng terjemahan yang disewa pakai uang jajan atau pinjem dari teman . Saya suka norak melihat gambar-gambar yang menjadi latar dalam buku cerita tersebut. Rumah-rumah kecil bercerobong asap bercat warna-warni pastel. Halamannya luas berumput hijau dengan bunga-bunga aneka warga. Ikut membayangkan rasanya hidup di sana.

 

kenangan masa kecil
Gambar : enidblytonsociety.co.uk

Saya ikut-ikutan menghafal mata-mata uang yang disebut-sebut dalam bukunya … penny, pounds, shilling, pence dsb.

Apalagi serial Malory Towers. Berkisah tentang masa-masa kecil Darrell Rivers saat mulai bersekolah. Keenam seri bukunya selalu membuat khayalan saya terbang nun jauh ke Malory Towers, tempat Darrell menghabiskan 6 tahun sekolah dasarnya.

Tante saya banyak yang cukup berada sebenarnya. Tapi tidak sampai punya kolam renang dan lapangan tenis dan saya tidak rutin menginap di rumahnya hihi. Hanya datang saja sesekali. Tante ini sekaligus teman kecilnya ibu saya .

Sepupu-sepupu saya yang kecil-kecil punya koleksi Majalah bobo yang lengkap dan buku-buku cerita terjemahan. Kalau ke sana, saya pasti anteng duduk diam dalam kamar tidur si adik sepupu hehehe. Dia masih kecil. Lebih suka main mobil-mobilan atau main video game. Jadi, sambil membaca saya temani dia main. Tangan mainan mobil, mata fokus ke buku .

Serial Nina yang biasanya latar belakang luar negeri juga suka banget. Banyak teman yang koleksi Nina. Mereka tuker-tukeran. Makanya, saya ini waktu SD takut ketahuan gembelnya hahaha, jadi suka carper dengan cara aneh-aneh. Maksudnya biar mereka mau minjemin buku walau saya enggak punya tukerannya . Sok-sok berusaha membangun kharisma biar mereka ‘segan’ gitu lho .

Baca serial STOP juga dengan bekal bacot doang. Saya janjikan mau bikin drama dan bisa masuk televisi bla bla bla. Makanya, gampang kalau mau pinjam buku kepada siapa saja karena selalu mengesankan diri bagai orang penting hahahaha. Sungkem lagi, sungkem lagi sama teman-teman SD ku tersayang.

Dari membaca-baca itu jadi pikiran ikut berkelana ke mana-mana. Jadi banyak yang bisa diceritakan, terlatih bertutur yang baik, sayangnya dulu dipakai buat ngibulin teman hahahaha.

Saya jadi makin rajin menulis diary, menulis fiksi, dan macam-macam.

Saya pernah rutin membaca biografi orang-orang terkenal dan banyak uang karena saya pikir dunia itu adalah milik mereka yang berharta . Tapi biografi macam Christina Onassis malah membuat saya terkaget-kaget. Lalu waktu SMP saya membaca biografi Jackie Kennedy Onassis membuat saya makin yakin, perempuan itu kudu pintar untuk alasan apa pun!

Lalu, biografi Bunda Theresa membuat saya berkesimpulan pintar itu tak hanya tentang nilai-nilai di sekolah . Harta terbaik ternyata bukan uang.

Umur 11-12, saya membaca Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dan sangat tergugah dengan ceritanya. Sampai merasa waswas kalau nanti suami saya ternyata orang Minang. Hahahaha .

Hingga akhirnya, saya cukup percaya diri untuk meyakinkan diri sendiri, bahwa suatu hari hidup saya akan menawarkan hal-hal yang lebih baik. Membaca membuat kita tahu bahwa ada banyak kehidupan lain di luar sana.

Tak sedikit orang yang menuai banyak hal positif di masa dewasa ternyata datang dari keluarga ‘bawah’. Saya dulu memang takut dengan pikiran-pikiran bahwa kita akan besar seperti orang tua kita atau lingkungan kita. Mengingat saya tumbuh di lingkungan menengah ke bawah. Membaca menawarkan harapan dan pilihan-pilihan baru yang rasanya sukar didapat dari perspektif lingkungan atau orang tua .

Makanya, waktu remaja, saya selalu merasa menulis itu pekerjaan yang berat tapi keren . Keren walau secara materi terlihat kurang menjanjikan .

Menjelang dewasa, bacaan saya didominasi oleh non fiksi.

Seberapa besarnya amal para penulis jika gagasan dalam tulisan mereka sanggup mengguncang dunia. Masih heran mengapa seorang emak-emak macam Kartini layak mendapat gelar pahlawan? .

Saya kutip tulisan Mas Bowo Kusumo, “Kenapa Kartini menjadi popular? Karena dia menulis. Kalo zaman sekarang, mungkin dia bikin blog. Lantas blognya dibaca oleh jutaan orang dan banyak mengubah kehidupan orang banyak. Kartini menunjukkan bagaimana pena bisa lebih tajam dari pedang dan lebih ampuh dari peluru.”

Dari dulu sampai sekarang, pendapat ini masih sangat relevan .

Membaca adalah salah satu cara yang paling mudah dan murah untuk membuka cakrawala .

Jendela Dunia, Buku 🙂

Tulisan ini dadakan dibuat untuk menyambut Hari Buku yang jatuh pada tanggal 23 April . Biar disayang editor dan penerbit, promo kudu jalan terus hahahahaha. Jangan lupa beli buku-buku saya juga yak .

Buku “Memoar of Jeddah : How Can I not Love Jeddah”, 174 halaman. Terbit Oktober 2013 kemarin .

https://jihandavincka.wordpress.com/2013/10/04/stands-at-times-of-challenge-and-controversy/

Buku “The Davincka Code”, 298 halaman. Terbit Januari 2014 yang lalu .

https://jihandavincka.wordpress.com/2014/01/19/how-traveling-inspires-you/

“Maybe this is why we read, and why in moments of darkness we return to books: to find words for what we already know.”
― Alberto Manguel

Benar itu. Untuk memadamkan rasa sedih dan tidak berdaya, saya getol membaca di masa kecil . Dari rangkaian kata-kata itulah, mimpi-mimpi bisa tercipta, rencana-rencana mulai terbina dan langkah-langkah kecil segera dibuat. Makanya tak salah bila ada istilah, “Buku adalah jendela dunia”. Walau kini mulai tergeser dengan kehadiran internet hehehe.

Soothsayer: Your story may not have such a happy beginning, but that doesn’t make you who you are. it is the rest of your story, who you choose to be… So, who are you, Panda? (Kung Fu Panda 2)

The bad news, we cannot change our past. Good news is … we can always choose what our future will look like . To find a better ending, bring out the best in you by reading and exploring .

Selamat Hari Buku dan happy reading, everyone ^_^.

 

Gambar : geekiest.net

 

***

18 comments
  1. Nah, ini baru promo elegan 😀 ada sisipan promonya di bawah tuh..

    1. Rata-rata promo bukuku modelnya gini-gini semua, Mak :D. Biar yang baca enggak gondok :P. Tetap bisa dapat ‘pencerahan’ walau ujung-ujungnya jualan hahahaha :D.

  2. wuaaah sama ya kita mba… aku sama sodara2ku tidur empet2an sekamar…:) Tapi asyiikk kan jadinya, pas tinggal ngekos di rantau jadi kangen kamar yang isinya padat gitu… hehehe

    Saya juga penyuka Ednid Blyton…. 🙂

    *lagi mikir* walau udah beberapa kali ngebaca blog ini, apa aku udah pernah say hello blm yaa… 🙂

    1. oya satu lagiii… pengen nyulik satu tuh anak yang ngegemesin…hehe

  3. Kalau kita ketemu saat SD, kurasa kitsa bisa curhat dan berbagi trik , Jihan. Aku dulu sekolah di sekolah horangkayah juga , hahaha mamakku katanya mendatangi sekolah dan bilang anaknya pintar jadi dia minta ditest agar uang sekolahnya 10 ribu di antara saat itu murid lain di atas 50. Dan kok ya sama, aku baca Noddy, STOP, NINA (my fave was MAriska Gadis Luar Angkasa, I represent her as my self, alien eh orang miskin di tengah orang kayah tapi kan sakti), Laura Inggals dkk dari temen temen horangkayah itu. Karena suaraku besar aku disuruh jadi dirigen sekolah eh aku ngaku ngaku aku emang les vokal dan piano ahahah tapi cepet ketahuan bohongnya Jihan, my house cuma 100 meter tusuk sate dari sekolah, di kompleks elit itu tapi rumahku pas di pinggir kampungnya. Jadi one day ada yang ngeliat aku dianter pake motor butut bapak yang plat merah ihihi. Dan aku bohong jugaaa mengubah namaku karena malu namaku ‘kampungan’ di antara nama Stella, Sunny, Sisca, ngaku punya abang 5 (because punya abang is so cool dan punya adik is menyebalkan). Hihi Jihan jangan ngerasa kayak Single White Female ya, aku nyama-nyamain , cuman ngikik aja pas subuh baca beginian dan I was like ketarik ke belakang. I envy and happy fot you for going abroad and somehow got the things you dream of since your childhood. Someday…someday I will go to those places that I read and see with my own eyes those nice two storey houses with chimney. Bantu amin-in ya ihihihi.

    1. wow panjang ya. Hihi sebenrnya mau nulis jurnal sendiri daripada curhit di tpt orang tp lagi sok sibuk nih gak bakal sempet juga. Maaf ya, bukan mencuri kemuliaan kok niatnya ini. Kan kudaoakan bukumu sukses dan mudikmu lancar jayaaaaa

  4. Pertama ngikik dulu liat foto babiesnya, ampyuunnn lutjuuuu amaaattt! 🙂
    Yang kedua dan seterusnya, aku ngikik soalnya sama kayak mamak sondang, rasanya ketarik ke masa lalu dimana kalo pengen baca Bobo itu kudu ngungsi dulu ke rumah sepupu, atau kalo nggak nungguin punya temenku yg orangtuanya rajin bener beliin doi Bobo. Ibuku udah pasti nggak pernah nganggarin beli buku, wong hasil pertanian kami mungkin cuma cukup buat makan sehari2 doang, 16 anaknya bisa sekolah semua masih bagus..
    Hiks, aku kok malah jd mellow inget ibuku. 🙁
    Btw, bener bangetttt. Buku jendela dunia, dan tak ada yg tak mungkin kalo kita terus berusaha. Masa lalu nggak mungkin diubah, tapi kita bisa mengusahakan yg terbaik yg kita pengin di masa depan. #ahseeekkk 😆
    Sekali lagi, jatuh cinta aku pada jurnalmu, neng poni. Thanks sudah bikin aku nostalgia pagi2… 🙂

  5. Wah Mbak Jihaaan, kirain aku doang yang ngerasa hal seperti itu :p. Kadang juga sering bohong ama temen, bilang ini itu, biar dianggap sama dengan mereka :D. Yes, it was. Sekarang Alhamdulilah udah bisa stand on my own feet, ga pake banding2in diri sendiri dg orang lain :)).

  6. wah baru punya The Davincka Code aja nih. kalau mau buku plus tanda tangan bagaimana caranya kakak?

  7. Aq terharu bacanya…

    TapI kita ada kesamaan bahwa waktu kecil suka bohong kayak ‘aq punya bla bla bla… tinggal di bla bla bla…’ Dan menurut aq di jaman sekarang pun lumayan banyak anak yang di dalam sekolahnya kurang dapat menyeimbangi ekonomi teman-temannya berbohong seperti pernah ke luar negri beberapa kali, dsb.

    cerita happy ending sampai akhirnya bisa membuat karangan buku sendiri, membuat aq salut Mbak. 🙂

  8. Hi Mbak Jihan, tulisannya menggelitik bikin terkenang masa lalu. Sepertinya anak-anak kecil emang suka bohong, aku salah satu di antaranya. Yang kocak aku pernah ngaku punya gayung emas demi bikin teman terkesima. Entah darimana idenya.

    Buku-bukunya kelihatan menarik, nggak jual versi e-book ya? Sejak punya kindle aku jadi males baca buku pakai kertas 🙁

  9. selalu, tulisan yang keren. jadi pengen belajar dari mak jihan deh … 🙂

  10. nice writing mba 🙂

  11. mo bilang samaa tapi ..takutdibilang ikut-ikutan hehehe #tutup muka … Enyd Bliton ,laura Inggals , bobo ,nina pinjaman , nangis2 baca buku2 balai pustaka ,.. . tidur rame-rame sama sodara2 … wahh ketahuan jamannya 😀 .. baca resensi pilem dikoran supaya nnga ketinggalan membual padahal nda pernah injak bioskop 😀 … btw suka sama tulisannya sist b^_^d ..

  12. gila,
    alur cerita loncat-loncat
    tapi tetep betah dibaca . . . 🙂

  13. Wiiih, aku jg penggemar Enyd Blyton mak Jihan. Dulu temenannya sm Lima Sekawan, STOP, Nina, Noddy, trus si Pippi Lotta dll dll. Seneng deh bisa baca tulisan ini, jd inget jaman dulu ^^ Dan ya, bahagia banget rasanya bisa sekedar bayangin rasanya tinggal di negara empat Musim, yg situasinya jauh beda dr disini. Masih sekedar mbayangin niy, mak, wish me luck to witness them with my own eyes yaa 🙂

  14. Salam kenal mba jihan
    Suka banget baca tulisan mba

    Aku mendidik anakku utk suka membaca kr aku wkt kecil hampir tidak ada bacaan sprt itu semua membuat wawasanku sempit, rasanya sedih mengingat hidup dikampung kecil dan org sekolah itu sedikit
    Skr lg berjuang membaca dan menyukainya
    Beda dgn suamiku yg dr kecil mengenal buku2 bermutu dr kecil
    Terasa banget jomplangnya wkwkkwww
    jd curcol

  15. Baca blog mba Jihan jadi ketawa2 sendiri, aku punya temen sebangku saat SD yang hobby nya suka ngayal aka bohong, hahaha….dan parahnya aku percaya saja sama semua yang dikatakannya, sampai jaman kuliah masih menemukan type teman2 yang seperti itu. Biar bagaimanapun…teman adalah teman dengan segala plus dan minusnya, karena saya type observer sejak kecil buatku teman adalah objek yang menarik untuk diamati hehe… salam kenal mba Jihan, semoga nyaman dengan masa kehamilannya.

Comments are closed.