Bagaimana Saya Memulai Diet Food Combining

Di bulan November 2012, mendapati hasil tes darah suami yang mengklaim bahwa angka kolesterolnya sudah berada di angka 260, saya yang paling merasa bersalah. Suami saya tak suka jajan di luar. Walau semasa di Saudi, kehidupan kuliner pemukimnya dikepung oleh resto-resto ternama yang menawarkan menu-menu lezat dengan harga yang sangat terjangkau oleh kami.

Bisa dikatakan, karena ulah saya-lah, kolesterolnya bisa menjulang sampai setinggi itu . Ditambah saya pun rasanya makin jompo. Sudah mulai tak sanggup melewati hari tanpa bantuan antangin atau minyak angin hihihihi. Semakin saya memacu diri berolahraga, anehnya, kepala makin sering pusing dan sering mual. Huhuhu. Serba salah.

Itulah kelemahan utama saya. Saya paling tidak suka sayur. Merembet ke anak-anak dan suami karena semasa di Jeddah dulu, 90% menu sehari-hari berasal dari racikan tangan saya di dapur. Dulu, sering sekali mendapati sayur-sayuran yang membusuk dalam kulkas saking lamanya enggak dimasak .

 

Kalau buah, anak-anak masih saya rutinkan minum jus dari buah-buahan segar yang diblender. Saya sendiri jarang sekali menyentuh buah . Sementara suami memang tidak suka, diperparah dengan saya yang tak pernah memberi sugesti positif huhuhu.

Saya paling ogah kepada alternatif mengkonsumsi obat permanen dan menentang ide mertua yang meminta suami saya rajin minum obat penurun kolesterol. Apalagi setelah tahu kalau obat itu tergolong ‘keras’ dengan efek samping yang tidak kalah berbahayanya.

Saya juga selalu mengharamkan diri terhadap makanan/minuman buatan pelangsing. Yang namanya buatan mana bisa dibilang alami, sih? Hehehe. Walau banyak yang mengklaim aman 100%. Tapi ingat, buatan ya buatan . Pasti ada efek sampingnya, belum kelihatan/ketahuan saja 😉.

***

 

Memulai Diet Food Combining tahun 2013

Setelah sekian lama mengeluarkan segala ilmu kepo-kepo terbaik via Google, saya langsung ‘jatuh cinta’ pada Diet Food Combining. Yang diawali dari ‘provokasi’ seorang teman. Terima kasih, Linda 😀.

Teorinya sangat masuk akal. Tanpa obat-obatan, tanpa suplemen buatan, jadi jangan nuduh eike mau jualan sesuatu, ya, hahahaha. Asli lho, satu-satunya hal yang ingin saya tawarkan adalah menerapkan pola makan sehat alami. Kita enggak bakal ngomongin merek atau brand, karena namanya alami, semuanya made in Tuhan Yang Maha Esa, ya, Kakaaaa 😀.

Diet Food Combining
Gambar : pixabay.com

Saya sendiri, dari awal, tidak pakai pikir panjang. Hari itu melahap info-infonya dari Google, besoknya langsung praktik! Kombinasi makanan serasi dalam diet Food Combining  menetapkan protein nabati sebagai teman sejati untuk baik menu karbo maupun protein. Penggemar tahu-tempe langsung bersorak kegirangan hahaha.

Terbuai oleh manfaat-manfaat sayur dan buah, saya langsung berubah drastis. Niat saya memang kuat banget. Tujuan utamanya ya itu, mencoba pola makan ini untuk selanjutnya diterapkan pada suami dan anak-anak . Sudah berkubang dalam lumpur dosa, nih, bertahun-tahun membiarkan mereka ikut pola makan saya yang sangat cupet ini *tertundukMalu*.

Mungkin karena benar-benar disiplin, ‘mukjizat’  Diet Food Combining menghampiri saya dalam waktu singkat . Dalam tempo tiga hari saja, migrain harian langsung kabur, badan mendadak bugar . Pakai dikasih bonus segala, dalam tempo seminggu, perut kendur dengan berat badan merosot 2.5 kg. Padahal, enggak pakai lapar . Bukan sulap, bukan sihir hihihi.

Nah, setelah beberapa hari itu, saya langsung membulatkan tekad mempraktikkan hal yang sama pada suami dan anak-anak. Saya sih mencoba logis saja. Mereka kan belum tentu sanggup 100% seperti saya kala itu.

Prinsip dasar diet Food Combining y ang paling masuk akal menurut saya pribadi yang bisa langsung diterapkan adalah … menghapus konsumsi dairy products (susu sapi, keju, yoghurt dsb). Padahal dulu suka mengganti santan dengan susu sapi dengan harapan lebih sehat hihihi.

Susu tinggal diganti ke susu kedelai/susu kacang. Itu pun, dari teori diet Food Combining , saya menyadari kita telah sekian lama diperdaya oleh pemikiran pentingnya susu sapi dalam pertumbuhan anak-anak. Bahkan orang dewasa pun dibujuk-bujuk minum susu . Minum susu enggak mesti tiap hari, kok .

Coba pelajari berapa jumlah kalsium yang kita butuhkan secara harian. Dan betapa semuanya bisa dipenuhi dari ragam macam sayuran . Vitamin-vitamin yang selama ini kita percayakan pada botol-botol sakti hehehe, ternyata melimpah ruah dalam buah-buahan dan sayuran .

Baca : “Susu Hewan dalam Pola Makan Food Combining” 

Ada pun kalori memang masih jatahnya karbo. Tapi apa iya dengan rutinitas kita sehari-hari, kita butuh tiga piring nasi setiap harinya? . Protein yang selalu kita yakini hanya milik para hewani, ternyata juga dimiliki oleh beberapa jenis sayuran dan tergolong cukup tinggi pada jenis nabati semacam tahu, tempe dan jamur .

Untuk ‘makan besar’, suami masih ogah kalau paginya hanya diberi buah hehehe. Baiklah. Pelan-pelan, ya.

Pagi hari selalu dimulai dengan segelas jus bagi suami dan anak-anak. Bukan jus kotak atau jus kaleng atau jus botol. Ingat kandungan gula dan zat-zat tambahan yang PASTI mereka tambahkan kepada suplemen yang diberi nama jus buah paling sehat sekali pun . Sifat dasar buah = gampang busuk. Jadi, pikirkan sendiri gimana cara produsen membuat sari buah tersebut bisa bertahan lama dalam bentuk kaleng/botol/kotak .

Jus buah yang saya maksud … buah-buahan segar yang matangnya cukup yang diolah dalam blender. Kalau bisa jangan terlalu lama, agar masih kasar dan memancing mereka untuk mengunyah. Potongan buah segar lebih sehat, tapi mereka masih ogah-ogah, euy hehehe. Jadilah diakali dengan memberi jus.

Sejam setelah minum jus baru saya perkenankan mereka ‘makan berat’. Untuk pagi hari, sebisa mungkin saya selalu memberi menu karbo. Misalnya :

Menu Diet Food Combining

1. Mie/nasi goreng isi sayur-sayuran plus tahu atau jamur (kalau ada :D). Eh, saya tak pernah mengharamkan mi instan macam Indo***. Tapi ingat, kalau dulu makannya pakai bakso dan telur hihihihi, sekarang, cukup dengan sayur-sayuran saja. Kalau bisa irisan sayur segar seperti : sawi, kol, timun, tomat dsb.

2. Bisa juga kentang panggang + irisan seledri/timun/paprika segar tanpa diolah 😀.

3. Atau juga makaroni skutel yang dipanggang tanpa ditumis dan tentu saja tanpa daging sama sekali, tapi tetap mencampur sebutir telur dibantu susu kedelai atau santan 😀.

Entar, kalau fotografer sudah balik, kita posting foto + resepnya 😉.

Soal ngemil pun, anak-anak tak saya batasi. Saya biarkan saja makan biskuit, roti, kue-kue coklat. Tapi, sesekali saya tawarkan cemilan macam kue lumpur kentang, misro kentang (isi gula merah atau coklat biar mereka doyan hehe), atau pisang panggang yang ditaburi coklat. Ya, tergantung eike lagi mood apa kagak hahaha.

Makan siang dan makan malam mereka hampir selalu menu mix, ada protein hewani ada nasi hehehe. Aduh ya, lidahnya masih indonesia banget hihihi. Makan mesti pakai karbo. Walau kini karbonya tidak cuma nasi saja. Bihun atau kentang juga sering saya gunakan sebagai pengganti.

Tapiiiiii…sayur-sayurnya segambreng. Dan sebisa mungkin, walau sayur tumis atau sayur sop, selalu saya tambahkan sayuran segar. Maksudnya gini. Sayur sop atau tumis tetap diberikan tapi sambil dibubuhi irisan timun/tomat/seledri segar misalnya. Jangan semuanya dicemplungin ke wajan .

Intinya, sarapan-makan siang-makan malam, harus selalu bertabur sayur, sayur dan sayur .

Hasilnya untuk anak-anak? Saya, sih, takut kalau dibilang takabur. Tapi alhamdulillah, terasa banget anak-anak enggak pernah sakit-sakitan. Ya Allah, jangan sakit deh apalagi pas bapaknya lagi jauh begini hehehe.

Beberapa kali Nabil terpaksa ke sekolah sambil menerobos hujan, pilek pun enggak . Paling hidung berair, tiba di rumah, normal lagi tidak berubah menjadi ingusan hehehe.

Hasilnya untuk suami? Dalam tempo sepuluh bulan, kolesterolnya turun drastis dari 260 ke 190. Padahal enggak pakai diet khusus, kan? . Hanya benar-benar menghapus dairy products, rutin minum jus buah segar tiap pagi dan banyak-banyak makan sayur (kalau suami lebih sering saya beri sayuran segar).

Makan daging tetap walau tidak sesering dulu. Apalagi, di sini, kami lebih doyan makan daging kambing/domba daripada daging sapi . Kolesterolnya malah turun hehe. Daging tak melulu mesti kaki empat. Daging ikan jauh lebih sehat.

Btw, anak-anak kok bisa doyan sayur? Itulah ironisnya. Nafsu makan justru dipicu oleh zat besi. Dimana zat besi ini mudah ditemukan pada berbagai sayur-sayuran utamanya yang hijau dan segar (sebisa mungkin tanpa diolah/dipanaskan).

Memang sulit awalnya, mesti disuapi dan saya paksa! Karena saya yakin betul manfaatnya jadi saya nekat pakai sedikit kekerasan hehe . Lama-lama, mereka doyan sendiri. Anak sulung saya sekarang sudah bisa makan sendiri tanpa banyak membantah dan selalu menghabiskan sayur-sayuran sebanyak apa pun yang saya taruh ke piringnya .

Oh ya, satu lagi. Sejak belajar diet Food Combining , saya mulai memasak 3x sehari. Dulu kan, biar praktis sekali masak langsung segambreng dan macam-macam. Nanti tinggal dimasukkan ke dalam kulkas dan dipanasin di microwave. It’s a big NO-NO, ya, ibu-ibu . Panjang ini penjelasannya hehe. Pokoknya itu bukan pola makan yang sehat.

Goreng-gorengan juga begitu. Saya hanya menggoreng lauk yang akan dimakan pada saat itu juga. Suami dan anak-anak juga makin lahap karena selalu menikmati menu-menu yang langsung dari atas kompor hehe. Bukan dari microwave .

Microwave nganggur? Pakai untuk masak nasi juga bisa lho atau untuk menggoreng kerupuk atau untuk defrost daging beku dari dalam kulkas . Kulkas menganggur? Ah, enggak juga. Kan tetap menjadi tempat penyimpanan makanan. Tapi sekarang isinya sayur-sayur segar dan buah-buah segar .

Gila, kagak repot masak 3x sehari? Ingat, pelan-pelan biasakan mengkonsumsi sayur segar biar enggak repot tumis/rebus/kukus/panggang untuk menu sayur . Kan tinggal dicuci bersih + dipotong-potong.

Dan dietFood Combining  juga menyarankan kita untuk tidak rakus! Hahahha. Kalau sudah makan ayam, enggak usah pakai telur. Kalau sudah ada telur, enggak usah pakai daging sapi/kambing. Simpel banget lho jadinya .

Contoh-contoh menu harian menyusul, ya. Sudah kepanjangan hehehe.

Oiya, ingat ya, sayurnya bukan cuma sekadar pelengkap. Tapi porsinya sebisa mungkin lebih banyak atau menyamai jumlah lauk lainnya .

Intinya … saya sih merasa memasak jadi lebih gampang dan praktis meskipun harus stand by 3x sehari . Suami juga makan siangnya bawa terus dari rumah. Entah mau hemat apa sehat iniiiii hahahahaha.

Jadi, menyambut tahun 2014 ini, saya berharap semoga pola hidup sehat ini terus berlanjut. Suami dan anak-anak tercinta sehat terus . Saya juga dong, ya hihihi. Dan saya juga ingin lebih serius membagi manfaat diet Food Combining  buat teman-teman dan siapa pun.

Saya memang sengaja menunggu setahun dulu untuk mulai berkoar-koar. Kan harus dibuktikan dulu sendiri hasilnya baru mulai jadi provokator hehehe. Dari diet Food Combining  saya belajar bahwa perut buncit berkepanjangan adalah tanda bahwa sistem pencernaan mulai bermasalah . Bila sistem pencernaan mulai error, efeknya bisa ke mana-mana. Karena seluruh energi tubuh dikendalikan oleh hasil penyerapan zat makanan yang dilakukan oleh sistem cerna kita.

Pernah mendengar cerita Rasulullah berbadan tambun? . Beliau kan sudah menegaskan dan mencontohkan, “Semua penyakit berawal dari perut.”

Jadi, jangan ada yang nyinyir-in eike yak, “Dalilnya apa umat harus langsing?” Hahahaha.

Intinya, sehatnya yang lebih utama, kan? Bayangkan berapa banyak hal positif yang bisa kita lakukan sebagai niat ibadah (baik ritual maupun muamalah) bila kita punya fisik yang prima :). Perlu saya panggilkan dokter untuk mengatakan bahwa kelebihan maupun kekurangan berat badan, keduanya bukan pertanda yang baik? ;).

Hidup yang benar itu kita pasrahkan dengan selalu berdoa kepada Sang Pencipta diiringi dengan ikhtiar yang benar :D.

Masa iya hidup kita pasrahkan pada kendali lidah/mulut? Hehehe.

Sementara kesehatan itu adalah salah satu harta yang tak ternilai. Mau menggadaikannya setiap hari dengan sepiring beef steak yang paling enak di dunia? Dengan indomie telur bakso dan irisan cabe rawit? *iniMahCurhatPenulisnyaHihihihi* :D.

Bolehlah kita gadai, tapi kan tidak setiap hari. Sesekali saja ;).

***

17 comments
  1. suamiku malah lebih disiplin FC ketimbang aku mak. Udah hampir setahun FC karena ngerasa kegemukan. Sekarang turun 10 kg dan jarang banget sakit. Aku sama anak2 masih jadi tim hore. ada buah dilahap, tapi kalau nggak ada nggak nyariin, kalau bapake nyariin sampe bela2in ke pasar. mudah2an bisa lebih disiplin nih..:D

  2. tapi untuk orang yg tinggal di kampung/daerah, FC itu sudah menjadi tradisi turun temurun.dan ga merasa bahwa itu adalah salah satu program sehat yg lg digandrungi ^^ Saya ingat waktu kecil setiap hari makan daun-daunan (sayur) yg sering kali diambil dari kebun yg tanpa pupuk kimia alias ya dibiarkan tumbuh sendiri, termasuk buah2an.

    Sampai sekarang saya paling suka lalapan (bs dimakan tanpa nasi,,,jangan ngebayangin mirip kambing ya :D) dan menggilai ikan krn papaku tukang mancing dan sering dapet ikan sejolang 😀

  3. Aihhh saya juga sebelum natalan kemarin periksa darah sama suami, gara2 suami suka pusing jadi parno. hasilnya mencengangkan saya kolesterol tinggi sementara suami rendah #nangissesenggukan. Padahal yg jarang makan daging saya sprtnya tubuh saya tdk mampu memproses lemak sebaik tubuh suami. Kalo si baby udah dr awal mpasinya ikut fc, tp mamanya yg engga biasa hehe, mau mulai digiatkan lagi nih, baca postingannya mak jihan jadi serasa dapat bahan bakar tambahan 🙂 tapijadinya bingung mau masak, krn suami butuh asupan daging banyak, sementara saya sebaliknya #alamatkerjabaktididapur hehe,,, btw thanks for sharing, awal yg baik d^.*b

    1. Waduh, kata siapa kolesterol rendah harus banyak makan daging? 😀

  4. hai Jihan, saya jg baru baca buku FC karangan Erikar Lebang, dan baru tahu jg kalo ternyata makan nasi itu jgn barengan dgn protein hewani sebaiknya, makan ayam ya sama sayuran aja.Saya coba bangun tidur minum air jeruk nipis, bertahan 3 hari aja, perut saya lgs sebah terus, dada panas, heheehhe… jd skr sy ganti air putih aja ga pakai perasan jeruk nipis, ternyata lambung saya ga kuat.

    Masalahnya skr buah2an itu ga ada yg murah, palingan jd saya beli pepaya, timun, tomat, kalau apel sekilo aja bisa 50 ribu, pear, anggur, dll, harganya ga terjangkau kalo harus beli setiap hari.

    Tapi berusaha hidup sehat itu adalah bentuk rasa syukur kita atas badan yang sudah diberikan Allah kepada kita kan? katanya you are what you eat…
    Dan kolesterol saya tiap tahun itu selalu diatas 200, ga pernah turun, (dasar gorengan, kamu selalu menggoda iman ku..hahha)
    Kalau berat badan sih, saya termasuk normal lah, tb 164 dan bb 58 kg, tapi saya sering sakit di leher dan sering lemas.

    Semoga aja saya jg bs istiqomah jalanin FC ini, ya pelan2 deh, dicoba jg ke keluarga inti dulu, PR buat saya banget nih, karena anak2 jg suka sayurnya terbatas, paling cuma brokoli, wortel, bayam, lainnya masih nolak.

    Semoga kita selalu sehat biar tetap bisa beraktifitas menjadi ibu yg baik dan istri yg baik, aaamiin

  5. Kebalikannya aku, aku suka banget sama sayuran (tapi ga bisa ngolah masakan sendiri) ya ujung-ujungnya teteup aja makan apa aja yang ada di meja makan hehe..

  6. Prinsip karbo nggak boleh dimakan bareng sama protein hewani itu aku udah ngerti. Cuma maksudnya gimana? Kalo misalnya begini: siang makan pake nasi-sayur-tahu-tempe, trus.. agak sore kita pengen makan ayam. Kasih jeda waktu berapa lama, tuh? Atau maksudnya dalam sehari nggak boleh makan protein hewani sama nabati, sih?
    Nah, loh. Ngerti nggak, maksudku, neng poni?

    1. Contoh :
      misal jam 12 siang makan karbo + sayur
      Jam 2siang pingin ayam (boleh kok, usahakan makannya pakai sayur segar)
      Jam 7malam tinggal makan malam deh…idealnya makan karbo+sayur

      Karbo ke hewani jeda min 2jam
      Hewani ke karbo jeda min 4jam (tergantung hewani yg dipilih, kalau seafood lebih panjang deh bisa 6jam)

  7. setuju banget sama Mak Jihan…saya pun sekarang sedang membiasakan diri memperbanyak makan sayuran dan buah2an, membaca tulisan ini jd lebih memacu saya untuk terus melancutkan pola FC,…
    Jadi ga sabar pengen baca menu2 dan resep FC….:)

  8. Kerenn..harus coba ni,secara sy sering bgt ngeluh pusinglah,g enak perutlah,migrenlah.. Tp mbak jihan kurang lengkap ni,sekalian resep fc nya doonk heheh…

  9. Menunggu resep andalanmu Mak 🙂 semoga saya bisa disiplin FC plus menularkan pada anak2 dan suami

  10. mba jihan, sayurannya dikonsumsi segar? dicucinya ada ritual khusus kah?

    1. selama ini cuci biasa aja. Tapi katanya harus hati-hati sama pestisida ya :(.

  11. nemu blognya mba jihan TUM pas gugling menu FC. Salam kenal y mba jihan…
    bermanfaat bgt artikelnya. lg nyari menu harian nya nih mba…

  12. mbak,.. belom sukses ni maksa-bujuk-minta anak untuk makan sayur, serius deh itu dulu bikin anak suka sayur gimana caranyaaaa…? 🙂

    oiya, toss dulu, sama ni, saya juga yg ahli masuk angin, kerasa banget jd berkurang masuk anginnya semenjak ala2 FC (baru ala2, masih sering chattingnya). bahkan kalo pas ga enak badan/kecapekan, biasanya ngejus sayur, makin aneh bau dan rasanya biasanya makin manjur bkin badan fresh lagi.. hehe

  13. Mbak Jihan, thanks banget udah sharing2, ini baru mau mulai fc, sering tergoda makan yg manis2, anak2 dan suami sdh di jelasin dan disediain sayuran, tetap enggak mau ngimana nih mom, jadi sehat sendiri jadinya…,kalo protein dan sayur pengennya tetap nambah nasi (pola makan kuli :p), tetap sharing ya mbak, kalo bisa cara masak daging nya…thanks mbak

Comments are closed.